Sabtu, 20 November 2010

Terapi Meminta Maaf, Memaafkan, dan Saling Memaafkan


Siapapun akan mengakui bahwa Meminta Maaf, Memaafkan, dan Saling memaafkan dapat menjadi suatu terapi yang sangat mendasar. Dalam Islam Therapy, orang yang tidak bisa melaksanakan Terapi mendasar ini berarti tergolong menderita psikopatologi yang sangat parah, keras hati, gelisah, durhaka, sombong, indikator kerusakan organ tubuh; sumber mencuatnya banyak masalah baik pada diri sendiri maupun orang lain. Meminta maaf dapat menenangkan jiwa, membuat orang lain merasa dihargai, dan lain sebagainya.

Memaafkan diri sendiri dapat meredam ingatan terhadap kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi, sedang terjadi dan akan terjadi yang rentan akan timbulnya berbagai bentuk psikopatologi. Memaafkan orang lain dapat menghilangkan psikopatologi dalam diri seperti menginginkan orang lain harus berlaku sesuai dengan keinginan kita, menuntut kesempurnaan pada orang lain, angkuh dan kekeraskepalaan, dan lain sebagainya. Sedangkan saling memaafkan dapat menyelesaikan semua masalah antara seseorang dengan orang lain, dapat menyatukan kembali hati yang saling membenci, menghapus kesalahan, mewujudkan dunia yang damai dan penuh cinta, semakin mempererat rasa persatuan, ketentraman hati bagi kedua belah pihak, menghancurkan berbagai bentuk psikopatologi, dan lain sebagainya.

Meminta maaflah, maafkanlah, dan saling memaafkanlah karena Saya, Anda, kita, Mereka, Orang tua kita, Teman-teman kita, Presiden, Wakil Rakyat, Pejabat, TNI, Aparat kepolisian, Ulama, Pecandu Narkoba, dan lainlain walau bagaimanapun hanya manusia biasa yang tak bisa luput dari kesalahan, kekurangan, ketidakmampuan, memiliki keterbatasan, mempunyai emosi, mempunyai pendapat dan keinginan pribadi, mustahil bisa berbuat sesuai keinginan semua orang, mustahil bisa membahagiakan semua orang, mustahil mengetahui segala hal, mustahil memiliki segalanya, mustahil mempelajari semuanya, akan selalu ada yang kita kecewakan, masing-masing memiliki masalah yang harus diselesaikan dan terkadang dengan terpaksa menyakiti orang lain, dan lain sebagainya. Apabila di sekitar Anda ada yang berperilaku buruk, pertimbangkanlah tentang adanya psikopatologi dan kelainan fungsi organ pada orang tersebut. Bantulah orang tersebut baik secara moril maupun materil sampai pulih dan jika tidak bisa, maka bantulah dengan tidak menghinanya, membicarakannya, mendo’akan keburukan untuknya, apalagi mengutuknya karena cara-cara seperti ini akan membantu setan membinasakan orang tersebut.

Richard Carlson, Ph.D menulis dalam bukunya yang berjudul Don’t Sweat The Small Stuff at Work (jangan memusingkan masalah kecil di tempat kerja) “Cara Mudah Mengurangi Stres dan Konflik Sekaligus meningkatkan prestasi diri dalam pekerjaan” : Kita manusia, dan menjadi manusia berarti dapat berbuat salah, paling tidak sesekali. Dalam hidup ini Anda akan melakukan banyak kekeliruan, membuat kacau, kehilangan arah, melupakan sesuatu, naik pitam, mengatakan yang tidak pantas, dan masih banyak lagi. Saya tidak pernah mengerti mengapa kenyataan sederhana dalam hidup ini-kecenderungan untuk berbuat keliru-dianggap sangat mengagetkan atau mengecewakan oleh banyak orang. Saya jelas tidak mengerti mengapa itu dijadikan masalah besar. Bagi saya, salah satu kekeliruan yang paling menyedihkan adalah tidak adanya maaf, terutama bagi diri sendiri. Kita terus mengingat-ingat kegagalan dan kekeliruan kita di masa lampau. Kita mengantisipasi kesalahan-kesalahan di masa mendatang. Kita sangat kritis kepada diri sendiri, sering merasa kecewa, dan tidak berperasaan ketika harus menghakimi diri sendiri. Kita mengutuk dan menyalahkan diri sendiri, juga sering menjadikannya musuh yang paling jahat. Saya merasa bahwa tidak bersedia memaafkan diri sendiri adalah perbuatan tolol dan konyol. Hidup tidaklah hadir lengkap dengan buku petunjuk yang langsung terbukti kebenarannya. Kebanyakan di antara kita mengusahakan yang terbaik semampu kita - sungguh. Akan tetapi kita tidak sempurna. Sesungguhnya, kita semua berusaha. Kita belajar dari kesalahan-kesalahan dan dari kegagalan-kegagalan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar